*BAHAYA DI BALIK FOGGING
Demam Berdarah Dengue (DBD) kini sedang mewabah, tak heran
jika penyakit ini menimbulkan kepanikan di Masyarakat. Hal ini disebabkan
karena penyakit ini telah merenggut banyak nyawa.
DBD
merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang penularannya
dari satu penderita ke penderita lain disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Oleh karena itu langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD
adalah dengan memotong siklus penyebarannya dengan memberantas nyamuk tersebut.
Salah satu cara untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah dengan melakukan
Fogging. Selain itu juga dapat dilakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan
abatisasi untuk memberantas jentik nyamuk.
Pemberantasan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penular DBD
dapat dilakukan dengan cara:
a) fogging, yaitu pengasapan untuk membunuh nyamuk
dewasa;
b) abatisasi, yaitu penaburan abate dengan dosis 10 gr
untuk 100 liter air pada tampungan air yang ditemukan jentik nyamuk;
c) penyuluhan dan penggerakan masyarakat dalam
PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk) dengan 3 M, yaitu menguras, menutup tampungan air dan mengubur
barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk.
.
Pendapat
masyarakat bahwa fogging merupakan cara yang paling tepat untuk mencegah
penyebaran penyakit demam berdarah sebenarnya kurang tepat, karena cara ini
sesungguhnya hanya bertujuan untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti
dewasa. Fogging sangat mencemari lingkungan dan
akhirnya mencemari manusia, disamping itu tindakan fogging harganya mahal dan
hasilnya tidak begitu signifikan, karena setiap fogging hanya focus dengan
radius 100 meter dan membutuhkan 3 liter Pestisida dan 60 liter solar dan
akhirnya dengan fogging masyarakat menjadi terlena dan nyamuknya menjadi resisten.
Dari Jurnal Epidemiolgy tahun 1992 juga diteliti mengenai
hubungan antara paparan Malathion dengan kejadian kelainan gastrointestinal
(saluran cerna), dan ternyata ditemukan bahwa wanita
hamil yang terpapar malathion mempunyai risiko 2,5 kali lebih besar anaknya
menderita kelainan gastrointestinal. Masalah lain yang juga pernah diteliti
adalah paparan terhadap malathion ini mengakibatkan Leukemia pada anak-anak, Aplastik anemia, Gagal ginjal, Defek
pada bayi baru lahir, kerusakan gen dan kromosom, kerusakan paru dan penurunan
sistem kekebalan tubuh. Malathion juga diduga mempunyai peran terhadap 28 gangguan, mulai dari gangguan gerakan sperma hingga kejadian hiperaktif pada anak. Meskipun pihak pembuat bahan ini telah
melakukan uji keamanan, kita harus semakin menyadari bahwa ada risiko-risiko
yang akan kita tanggung apabila terpapar bahan tersebut.
Bahaya dari pestisida dapat menimbulkan dampak kronis, yaitu
pada :
1. Sistem syaraf, Neurotoksin: masalah ingatan yang gawat,
sulit berkonsentrasi, perubahan kepribadian, kelumpuhan, kehilangan kesadaran
dan koma;
2. Perut; Muntah-muntah, sakit
perut dan diare adalah gejala umum dari keracunan;
Ikatan
Dokter Indonesia (IDI) menilai tindakan
fogging atau pengasapan yang dilakukan untuk pemusnahan nyamuk yang menjadi
sumber penyakit malaria dan dan demam berdarah di musim hujan saat ini
sangatlah tidak efektif.
"Memang
salah satu cara yang paling populer yang dilakukan adalah fogging atau
pengasapan di kampung-kampung, dan sekolah-sekolah. Tapi cara ini sangat tidak
efektif untuk memusnahkan atau menghilangkan tingkat risiko serangan nyamuk,
"Pasalnya dari penelitian yang dilakukan Dinkes dan IDI
dari tindakan fogging yang dilakukan hanya 40 persen nyamuk saja yang mati,
sementara 40 persen lainnya hanya mengalami pelemahan sementara dan 20 persen
lagi justru selamat dan dapat meneruskan hidup serta perkembangkan biaknya,"
ujar Emil.
Dikatakannya, yang lebih mencemaskan adalah nyamuk-nyamuk
yang selamat dari tindakan fogging tersebut itu adalah nyamuk-nyamuk dengan
genetik yang kuat dan tahan, sehingga pada perkembangbiakan berikutnya
nyamuk-nyamuk kuat ini akan menurunkan genetis nyamuk-nyamuk yang tahan
terhadap fogging.
Sehingga akhirnya tindakan serupa di masa-masa berikutnya
tidak akan berdampak meninggalkan efek atau dampak apa-apalagi pada keturunan
mereka, karena yang tersisa adalah induk-induk terpilih.
"Selain itu, ketidakefektifan fogging juga dikarenakan
tindakan ini hanya akan mengenai induk-induk atau nyamuk-nyamuk dewasa,
sementara telur dan jentik-jentiknya yang tersimpan di genangan air justru akan
selamat semuanya untuk selanjutnya dalam beberapa hari sudah tumbuh menjadi
nyamuk dewasa pula," ujarnya.
Dia mengingatkan, tindakan pemusnahan yang dilakukan
sesungguhnya paling ideal adalah memusnahkan jentik-jentik dan sarang-sarang
nyamuk berupa genangan air dengan cara 3M atau menebarkan bubuk abate ke dalam
tempat penampungan air keluarga.
"Dari penelitian kami, cara penebaran bubuk pemusnah
bibit nyamuk digenangan air ini terbukti sangat ampuh, 100 persen jentik dan
telur nyamuk yang ada di wadah air tersebut didapati jadi mati semua. Perlu
diketahui satu nyamuk betina bisa bertelur 2000 butir, dengan tindakan ini
kesemua telur dan jentik nyamuk itu mati semua," kata dia.
fogging banyak membawa
dampak negatif seperti :
- Banyak polutan (zat pencemar) yang dihasilkan oleh mesin fogging akibat insektisida yang disemprotkan dan pembakaran yang tidak sempurna.
- Polutan yang mencemari makanan, air minum dan lingkungan rumah setelah pelaksanaan fogging dapat mengganggu kesehatan warga baik secara langsung maupun tidak langsung.
- Fogging memerlukan biaya cukup besar (± Rp. 1.900.000 untuk fogging radius 200 meter) dan tenaga yang cukup banyak dan terlatih (tidak efisien). Sedangkan daya bunuhnya hanya 1 – 2 hari, setelah itu nyamuk akan menjadi banyak lagi dan akan mudah menularkan DBD.
- Pelaksanaan fogging pada umumnya memberikan kepuasan semu pada warga, sehingga merasa aman dan tidak melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) lagi.
- Kandungan mala-thion pada asap fogging dapat menyebabkan kelainan saluran cerna (gastrointestinal) dan bagi wanita hamil yang ter-papar malathion risiko kelai-nan gastrointestinal pada anaknya 2,5 kali lebih besar.
- Paparan malation ini juga mengakibatkan Leukemia pada anak-anak, Aplastik anemia, gagal ginjal, dan defek pada bayi baru lahir. Bahkan juga berperan dalam kerusakan gen dan kromosom, kerusakan paru serta penurunan sistem kekebalan tubuh.
- Penelitian juga menyimpulkan malation mempunyai peran terhadap 28 gangguan pada manusia, mulai dari gangguan gerakan sperma hingga kejadian hiperaktif pada anak.
Dengan dampak negatif
seperti ini masihkan fogging dijadikan langkah untuk pencegahan Demam Berdarah ?
·
* Disampaikan pada kegiatan Ibu-ibu
RT.03/ RW.1 Perumahan Kijang Kencana 2
Pada Tanggal 12 Januari 2013
·
Disarikan dari berbagai sumber.